Selasa, Mei 27, 2014

[Review] Book : Call Me Miss J by Orizuka

Siapa yang nggak kenal kakak tercinta kita Orizuka? Pasti semua tahu kan? Yep, dialah yang menulis novel berjudul Summer Breeze yang di filmkan dengan Chelsea Olivia serta si kembar Candrawinata sebagai tokoh utamanya. Tapi aku tidak akan membahas yg ini, lain kali aja kalau aku punya waktu lagi -sok sibuk-.

Tapi sebelum loncat ke sinopsis.atau komentar, aku mau kasih sedikit kata sambutan nih -berasa ketua RW-. Semenjak aku membaca novel kak Orizuka yang Summer Breeze dan sukses di buat mewek olehnya -serius, aku nangis kejer-, aku secara resmi menjadikan kak Orizuka penulis favoritku nomer 4 -nomer 1 sampai 3 rahasia-. Terus, aku juga kagum sama kak Orizuka, novel-novel yang dia tulis tuh seberapa pun sepelenya cerita itu, rasanya mataku ngga bisa pindah sampai keseluruhan ceritanya aku baca. Dan satu lagi, aku suka sama tokoh-tokoh yang dibuat sama kak Orizuka, semuanya kena. Mereka punya karakteristik masing-masing. Beda. Dalam sejarah aku membaca, setiap penulis itu pasti punya masing-masing karakter yang ... apaya namanya ... bulat ? bukan, mm kekal? Mutlak!. Maksudnya karakternya sifatnya itu-itu aja, paling beda dikit-dikit lah. Seperti komikus atau mangaka yang punya draft karakter dan akan terus di pakai dalam setiap ceritanya, sehingga rasanya seolah artis yang memainkan berbagai macam peran. Tapi kak Orizuka tidak, dia bisa membuat karakternya sinis banget, ceria banget, kaku banget, atau manis banget. They’re different from each other, they’re original. Orizuka for original. Yeah!

Oke itulah sedikitnya sambutan dari saya, kurang lebihnya mohon maaf. Atas perhatian dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih. *Bow

Tittle : Call Me Miss J!
Author : Orizuka

Tujuh alasan kenapa aku benci dipanggil Miss J :
7. Nama itu semacam pengingat kalau aku punya masalah penampilan.
6. Nama itu dikasih oleh orang yang paling ku benci sejagat raya.
5. Nama itu bikin aku ditertawakan seisi kantin.
4. Nama itu bikin aku terkenal (tidak dalam artian baik) dan jadi objek mading disekolah.
3. Nama itu membuatku dihukum seminggu.
2. Nama itu bikin cowok yang ku sukai bilang aku perlu berubah.
1. Praktisnya, nama itu bikin malu.

Bisa kebayangkan penderitaan ku? Aku kan sudah kelas sebelas! Bagaimana aku bisa memulai.romansa SMA ku kalau terus menerus dipanggil Miss J?

Azalea Mariska, atau yang biasa dipanggil Lea, siswi Universal High School yang biasa-biasa aja. Tidak ikut ekskul, tidak juara kelas, tidak cantik luar biasa, tapi tidak jelek luar biasa juga. Pokoknya, dia biasa banget, standar. Yah kecuali kebiasaan ceplas ceplosnya yang ngga bisa di tahan, sifatnya yang jayus, sifatnya yang mirip fitri tropica a.k.a lebay a.k.a dalam bahasa indonesianya ekspresif, dan bintang-bintang diwajahnya yang menanamkan prinsip amoeba. Lea punya tiga sahabat semenjak masa MOS, Alex, Vidi, dan Sabil. Serta saudara tirinya, Rio. Berlima mereka memporak-porandakan kerajaan Barbie. Eh, Rio cuma ambil bagian sekali ding.

Dunia Lea tadinya baik-baik saja sampai si Bar-Bar memberinya julukan baru, "Miss J" J for Jerawat. Tanpa perlu di umumkan ke seluruh penghuni kantin pun, Lea dan semua orang yang menatap Lea tau kalau dia itu memang punya masalah dengan jerawat. Diusir pakai sabun atau krim apapun, bintang-bintang di wajah Lea seolah tak rela untuk meninggalkannya sendirian. Akhirnya setelah kejadian memalukan dan saran sang pujaan hati untuk merubah diri, berakhirlah Lea di dokter kulit. Sebenarnya sudah sejak dulu ia disarankan oleh ibunya ke dokter, tapi kata dokter mengingatkan Lea akan jarum suntik, hal kedua yang di bencinya setelah Bar-Bar, karena itu ia selalu menolak jika di ajak ke dokter. Namun siapa sangka karena kunjungannya ke dokter Terresa, dia akhirnya punya kawan baru. Teman yang senantiasa mendengar keluh kesahnya tentang Bar-Bar dan komplotannya dan cowok keren yang ternyata brengsek. Kisah Lea, Vidi, Alex, dan Sabil plus tonjokan Rio dan saran Raya dari belakang panggung dalam menghancurkan kerajaan Barbie mendominasi novel yang di cetak ulang tahun 2013 ini.

"Don’t judge a book by its cover." is pretty much the lesson from this so far. ^^

Tittle : Call Me Miss J!
Author : Orizuka

Sabtu, Mei 24, 2014

[Review] Book : Maybe This Time by Jennifer Crusie

Oookay, i might have a thing about Crusie’s. I don’t know, but her works seem all good for me. Aku udah cerita tentang buku Crusie yang pertama kali ku baca , Bet Me dan Manhunting, keduanya oke malah aku semacam jatuh cinta sama karakter di Bet Me, Calvin Morrisey. Dan keduanya sama-sama berkisah tentang pertemuan dua insan yang akhirnya jatuh cinta dan kemudian menikah. So much like a fairy tale, right?. Then again, Crusie tak henti-hentinya membuat ku kagum, kali ini dengan bukunya yang lain Maybe This Time. Tidak seperti kedua buku sebelumnya, di Maybe This Time tak ada kisah cinta yang menggebu-gebu, tidak ada pertengkaran sepasang kekasih di jalan, atau apapun yang kau bisa sebut Met The One. Karena mereka sudah pernah bertemu, sepuluh tahun lalu, but the sparks is still there, even after the divorce. Yep, tokoh utama dalam cerita ini sudah pernah menikah, tapi satu tahun setelah pernikahan mereka, mereka memutuskan untuk bercerai, for good, or whatever they say.

Andie, Andromeda Miller, pergi ke kantor mantan suaminya untuk mengembalikan cek yang dia terima setiap bulan setelah perceraian mereka. Andie akan segera menikah lagi, dan dia ingin dia terbebas dari bayang-bayang mantan suaminya North Archer. So she goes there, has to stand up again against the tall-gorgeous-blonde Ex. Tapi Andie justru diberikan penawaran untuk tinggal dan mengasuh kedua keponakan North di Ohio dengan bayaran sepuluh ribu dollar per bulan. Wow, siapa yang akan menolak tawaran semacam itu, iya kan. Agak aneh tapi Andie setuju however. Meskipun dia setuju bukan karena bayarannya, tapi karena Andie seperti tidak pernah bisa menolak apapun yang di inginkan North. It’s his eyes -or so i thought-. Jadi kemudian Andie cerita ke Flo, ibunya (pecinta hal-hal supranatural, juru kartu Tarot, dan suka membaca ramalan zodiak) dan Will, pacarnya and soon-to-be-fiancee, dan langsung meluncur ke bagian terdalam Ohio meskipun  ditentang keras oleh Flo yang argumennya di tolak mentah-mentah (Flo mengira kedua anak itu semacam a serial killer kid). Oh ya, dan Will juga kecewa, tapi sepuluh ribu dollar bukan hal yang bisa kau tolak begitu saja bukan.

Alice Archer dan Carter Archer, dua keponakan North yang baru saja kehilangan May, bibi mereka dan tinggal sebatang kara bersama pembantu mereka si grumpy Mrs. Grump. Telah membuat tiga pengasuh menyerah dan sekolah hampir rata oleh api. Ketika Andie datang, dia di sambut oleh pembantu yang delusional, dan kedua anak yang memakan makanan aneh berwarna orange, dan dia berpikir "Oh great, this will take along time to get them being normal again". Carter yang pendiam dan Alice yang suka berteriak adalah masalah utama yang harus di hadapi, saat itu. Namun semua berubah sejak mimpi-mimpi aneh Andie. Kini bukan hanya dua anak pintar yang tidak mau keluar dari rumah atau pembantu tidak becus -sorry for my word- yang berpikir dia si pemilik rumah saja, tapi ada hal lain. Hal-hal yang seharusnya tidak bisa kau lihat atau kau dengar, hal-hal yang tidak rasional, tidak logis dan seharusnya tidak ada. Dan hal-hal itu adalah -prepared for this- HANTU. 

Things become complicated with the ghosts around. Ada dua hantu yang sudah ada bersama rumah itu. Dan mereka sangat tua. Mereka tidak punya pikiran dan hanya punya obsesi. Mereka terobsesi dengan Alice dan Carter. Satu hantu lagi adalah Bibi mereka May yang meninggal beberapa bulan lalu. Dan si May ini terobsesi untuk hidup kembali.


Komentar : 

Hal pertama yang aku pikir ketika membaca chapter satu adalah, What’s with the name?. Maksudku ’Andromeda’, ’North’, dan ada adik North yang dipanggil ’Southie’ and don’t forget ’May’. Dan hal yang ku pikir setelah membaca chapter dua adalah ’ceritanya gampang ketebak, paling nanti North nyusul Andie ke Ohio dan mereka rujukan’. Tapi ternyata tidak semudah itu membaca jalan pikiran Crusie, siapa yang nyangka penulis yang menulis Bet Me dan ada di daftar penulis novel romantis akan berpikir untuk menambahkan hantu di dalam ceritanya, bukan satu atau dua tapi tiga, empat kalau Harorld di hitung dan enam kalau Dennis dan Merry di hitung juga. Ada lagi yang lebih out of the box, hantu-hantu ini terobsesi, Miss J pada Alice, Peter pada rumah dan Carter, dan May pada North dan kehidupan. Dan tentu saja, tidak ada yang lebih meyeramkan dibanding hantu yang terobsesi, dan itu bukan sarcasm. Aku merinding setelah tau ke arah mana cerita ini berjalan. Maksudku, aku terus membayangkan hantu Mama untuk menvisualisasikan Miss J. Dan itu bukan gambar yang bagus. Oke, stop tentang hantu dan ketakutanku. Kembali ke buku, Crusie benar-benar membuatku shock kali ini. Bukan hanya karena ini hantu, tapi karena aku juga menikmatinya. Entahlah, aku udah baca Tell Me Liesnya Crusie dan aku cukup yakin dia tidak begitu berbakat menciptakan kriminal lebih lebih hantu yang marah dan dapat membuat orang hidup menjadi orang mati. Dan tentu saja tidak ada komedi berarti tidak ada Crusie. Ada beberapa lelucon yang di lemparkan oleh atau ke para hantu. Lumayan lucu. Setidaknya meringankan sedikit ketegangan yang ada.


Over all, i got 5 of 5 stars for this book. Good Job Ma’am. :)


Title : Maybe This Time

Author : Jennifer Crusie